Wednesday, March 13, 2019

Ringkasan Materi Kesusastraan Mengidentifikasi Karya Sastra

Hai... teman -teman
kali ini saya mau berbagi tentang materi kesusastraan, tentunya teman-teman udah pada tahu kan, atau ada yang lupa ni, okey bagi yang lupa ni, saya ingetin lagi ya
yuuuks... simak materi kali ini



Ringkasan Materi Kesusastraan

Mengidentifikasi karya sastra melayu klasik

Ciri-ciri sastra secara fisik (bentuk) dan batin (isi) yang dapat dijadikan pembeda  sastra lama dan sastra baru. Cirri-ciri sastra lama (Melayu)
1.      Bersifat lisan dan tulisan, bahasa sudah lisan(dari mulut ke mulut)
2.      Bersifat anonym atau tampa nama
3.      Bersifat komunal (milik bersama)
4.      Bersifat statis (relative tidak ada karya-karya baru, hanya perubahan bentuk dari yang lama).
5.      Masih mencerminkan keterikatan terhadap aturan-aturan  hidup bermasyarakat secara kaku.
6.      Terbitan dan cetakannya tidak berangka tahun.
7.      Istana sentries, sumber cerita adalah kerajaan atau keratin dan keluarga raja.
Salah satu bentuk cerita lama atau klasik adalah hikayat,yaitu karya sastra lama melayu yang berbentuk prosa  yang berisi cerita, undanng-undang, dan silsilah bersifatrekaan, kegamaan, sejarah, geografi, atau gabungan sifat-sifat  itu dibaca untuk pelipur lara, pembangkit semangat juang, atau sekedar untuk meramaikan pesta. Contoh :
1.      Hikayat Hang Tuah
2.      Hikayat Perang Palembang Kerajaan
3.      Hikayat Seribu Satu Malam

      Unsur-unsur intrinsic karya sastra adalah:

            1.      Tema, yaitu pokok pikiran yang menjadi jiwa dan dasar cerita.tema dibedakan menjadi                         dua, yaitu tema mayor dan tema minor.
a.       Tema mayor: tema yang merupakan pusat pikiran cerita.
b.      Tema Minor: tema yang merupakan rincian atau bagian dari tema mayor yang biasanya dapat dirumuskan dari setiap kejadian dalam cerita.


2. Alur atau Plot, yaitu rangkain peristiwa yang dibuat dan dijalin dengan teliti untuk membentuk suatu cerita dalam hubungan sebab akibat. Secara gars besar , alur dapat dibedakan menjadi alur maju dan alur mundur.

3.      Latar cerita/setting, yaitu suatu yang melingkupi pelaku atau keadian-kejadian dalam cerita. Latar cerita mencangkup :
a.       Latar waktu(siang, dahulu kala, tahun, dan sebagainya);
b.      Latar tempat (sekolah, kantor, kota, laut dan sebagainya):
c.       Latar suasana/situasi (sedih, gembira,lengang, sepi, gaduh dan sebagainya);
d.      Latar alat (cangkul, pulpen, televise, tali dan sebagainya).

4.      Penokohan, yaitu penentuan dan penciptaan  citra/image (biasanya berupa gambaran watak atau sifat) pelaku atau tokoh dalam cerita.

5.       Sudut pandang, yaitu cara pandang pengarang dalam menceritakan suatu cerita. Ada beberapa sudut pandang.
a.       Diaan-author observer, pengarang menggunakan orang ketiga (dia) pengarang seolah-olah tidak mengetahui jalan pikiran pelaku
b.      Diaan-outhor omniscient, pengarang menggunakan orang ketiga (dia). Pengarang seolah-olah mengetahui dan mengatur jalan pikiran pelaku.
c.       Akuan-outhor participant, pengarang menggunakan orang pertama (aku).
d.      Campuran, pengarang menggunakan teknik campuran anatara teknik a,b, dan c.

6.      Gaya bahasa pengarang (style) cara pengarang untuk menggunkaan bahasa dalam menyajikan pikiran dan perasaannya dalam cerita.

7.      Amanat,gagasan mendasari cerita sekaligus pesan yang ingin disampaikan pengarang terhadap pembaca.




           Sampai disini dulu ya materinya, kapan kapan kita lanjut lagi... tetap pantau blog saya ya, kalau mau request materi koment aja ya guys

No comments:

Post a Comment

QS. AL FATIR AYAT 32 PEMBAHASAN DAN HUKUM TAJWIDNYA

QS. AL-FATIR AYAT 32     ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا فَمِنْهُمْ ظَالِم...